PENGENDALIAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI
Hawar Daun Bakteri
Penyakit hawar daun bakteri tanaman padi sawah adalah Xanthomonas oryzae pv. oryzae. Penyakit hawar daun bakteri (bacterial leaf blight = BLB) menyerang di semua musim, baik musim kemarau maupun musim hujan dan disemua tempat baik pertanaman padi
di dataran rendah maupun dataran tinggi Pada musim hujan biasanya
berkembang lebih baik. Kerugian hasil yang disebabkan oleh penyakit
hawar daun bakteri dapat mencapai 60%.
Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan rotasi tanaman, pengaturan jarak tanam, penggunaan varietas tahan serangan BLB, pemupukan berimbang. Pengendalian kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik, berbahan aktif oksitetrasiklin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, atau kasugamisin hidroklorida dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Hawar Daun Jingga
Penyakit hawar daun jingga tanaman padi sawah adalah Pseudomonas sp. Penyakit hawar daun jingga (Bacterial Red Stripe/BRS)
tersebar di hampir seluruh Pulau Jawa dan Sumatera, terutama di dataran
rendah (<100 m dpl). Pada musim kemarau, penyakit ini biasanya
menyerang tanaman padi
pada fase generatif. Di Jalur Pantura Jawa Barat penyakit ini dijumpai
merata di kabupaten Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon. Varietas
tahan hawar daun jingga sampai saat ini belum tersedia. Hasil penelitian
di lapangan menunjukkan bahwa perkembangan penyakit HDJ sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor praktek produksi yang dilakukan seperti
pemupukan, jarak tanam, dan pengairan.
Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan pemupukan berimbang, jarak tanam lebar, dan pengeringan secara berkala. Pengendalian kimiawi menggunakan bakterisida dari golonganantibiotik berbahan aktif oksitetrasiklin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, atau kasugamisin hidroklorida dengan dosis/ konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Hawar Pelepah
Penyakit hawar pelepah tanaman padi sawah adalah Rhizoctonia solani kuhn. Hawar pelepah menyerang tanaman padi
baik pada dataran tinggi maupun dataran rendah. Gejala penyakit dimulai
pada bagian pelepah dekat permukaan air, berupa bercak-bercak besar
berbentuk jorong, tepi tidak teratur berwarna coklat dan bagian tengah
berwarna putih pucat. Penyakit hawar pelepah ini muncul sejak
dikembangkan varietas padi beranakan banyak, didukung oleh pemberian
pupuk kandungan nitrogen tinggi secara berlebihan, serta cara tanam dengan jarak rapat. Kehilangan hasil padi akibat penyakit hawar pelepah dapat mencapai 30%.
Pengendalian penyakit ini dengan pengaturan jarak tanam, pemupukan berimbang, dan aplikasi trichoderma. Pengendalian kimiawi dengan aplikasi fungisida berbahan aktif
propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau
dimetomorf dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Busuk Batang
Penyakit busuk batang tanaman padi sawah adalah Helminthosporium sigmoideum.
Penyakit busuk batang merupakan salah satu penyakit utama padi di
Indonesia. Penyakit ini selalu ditemukan pada setiap musim tanam dengan
kategori infeksi ringan sampai sedang. Pada musim hujan, lebih dari 60%
tanaman padi di jalur pantura Jawa Barat mengalami kerebahan akibat diinfeksi cendawan H. Sigmoideum.
Kerebahan menyebabkan persentase gabah hampa meningkat. Kehilangan
hasil padi akibat penyakit busuk batang 25-30%. Busuk batang ditemukan
lebih parah pada varietas padi beranakan banyak yang ditanam pada lokasi
kahat kalium serta berdrainase jelek.
Pengendalian penyakit ini dengan pengaturan jarak tanam, pemupukan
berimbang, pengapuran lahan untuk mencapai pH ideal, dan pengeringan
sawah secara berkala. Pengendalian kimiawi dengan aplikasi fungisida berbahan aktif
propamokarb hidroklorida, simoksanil, difenokonazol, tebukonazol, atau
dimetomorf dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Blas
Penyakit blas tanaman padi sawah adalah Pyricularia grisea.
Blas merupakan penyakit penting terutama pada padi gogo. Daerah endemik
penyakit blas di Indonesia adalah Lampung, Sumatera Selatan, Jambi,
Sumatera Barat, Sulawesi Tangah, Sulawesi Tenggara, dan Jawa Barat
bagian selatan (Sukabumi dan Garut). Akhir-akhir ini penyakit blas
khususnya blas leher menjadi tantangan serius karena banyak ditemukan
pada beberapa varietas padi sawah di Jalur Pantura Jawa Barat. Blas menginfeksi tanaman pada semua stadium dan menyebabkan tanaman puso. Pada fase vegetatif biasanya menginfeksi bagian daun, disebut blas daun (leaf blast). Pada fase generatif selain menginfeksi daun juga menginfeksi leher malai disebut blas leher (neck blast). Pemupukan tidak berimbang, terutama kandungan nitrogen tinggi dan kondisi kekurangan air sangat disenangi oleh penyakit blas ini. Artinya makin tinggi pupuk nitrogen keparahan penyakit makin tinggi.
Pengendalian penyakit ini dengan pengaturan jarak tanam, penggunaan benih bebas infeksi patogen, pemupukan
berimbang, pengapuran lahan untuk mencapai pH ideal, serta pengeringan
sawah secara berkala. Pengendalian kimiawi dengan aplikasi fungisida berbahan aktif karbendazim, metil tiofanat, difenokonazol, mankozeb, atau klorotalonil dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Bercak Cercospora
Penyakit blas tanaman padi sawah adalah Cercospora leaf spot. Penyakit bercak daun cercospora sering disebut bercak coklat sempit (narrow brown leaf spot) disebabkan oleh jamur Cercospora oryzae Miyake.
Penyakit bercak daun cercospora merupakan penyakit merugikan terutama
pada sawah tadah hujan yang kahat (kekurangan) kalium. Penurunan hasil
akibat penyakit ini disebabkan oleh keringnya daun sebelum waktunya dan
keringnya pelepah daun yang menyebabkan tanaman rebah. Gejala serangan ditandai
adanya bercak-bercak sempit memanjang pada daun, berwarna coklat
kemerahan, sejajar dengan ibu tulang daun, dengan ukuran panjang kurang
lebih 5 mm dan lebar 1-1,5 mm. Pada saat tanaman padi membentuk anakan,
bercak ini semakin meningkat. Infeksi yang terjadi pada batang dan
pelepah meyebabkan batang dan pelepah daun busuk sehingga tanaman
menjadi rebah.
Pengendalian penyakit ini dengan pemberian pupuk NPK berimbang, pengaturan jarak tanam, pengapuran lahan untuk meningkatkan pH tanah. Pengendalian kimiawi dengan aplikasi fungisida berbahan aktif karbendazim, metil tiofanat, difenokonazol, mankozeb, atau klorotalonil dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Bercak Daun Coklat
Penyakit daun coklat tanaman padi sawah adalah cendawan Helminthosporium oryzae. Gajala serangan bercak caun coklat ditandai bercak
coklat pada daun berbentuk oval merata di permukaan daun dengan titik
tengah berwarna abu-abu atau putih. Titik abu-abu di tengah bercak
merupakan gejala khas penyakit bercak daun coklat di lapang. Bercak yang
masih muda berwarna coklat gelap atau keunguan berbentuk bulat. Pada
serangan berat, jamur dapat menginfeksi gabah dengan gejala bercak
berwarna hitam atau coklat gelap pada gabah.
Pengendalian kimiawi dengan pemberian pupuk NPK berimbang, pengaturan jarak tanam, pengapuran lahan untuk meningkatkan pH tanah. Pengendalian kimiawi dengan aplikasi fungisida berbahan aktif
azoxistrobin, belerang, difenokonazol, tebukonazol, karbendazim, metil
tiofanat, atau klorotalonil dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk
pada kemasan.
Tungro
Penyakit tungro tanaman padi sawah adalah virus batang tungro padi (rice tungro bacilliform virus, RTBV) dan virus bulat tungro padi (rice tungro spherical virus,
RTSV). Tungro merupakan penyakit padi yang kompleks, kedua virus
ditularkan secara semipersisten oleh beberapa spesies wereng hijau dan
wereng daun lainnya. Infeksi virus tungro menyebabkan tanaman kerdil,
daun muda berwarna kuning dari ujung daun, daun kuning nampak sedikit melintir dan jumlah anakan lebih sedikit dari tanaman sehat. Secara umum hamparan tanaman padi terlihat berwarna kuning dan tinggi tanaman tidak merata, terlihat spot-spot tanaman kerdil.
Virus
tugro dapat dikendalikan dengan cara mengendalikan serangga vektor
penular virus, terutama pengendalian wereng hijau. Aplikasi insektisida
untuk mematikan secara cepat wereng hijau agar efisien dengan
memperhatikan dampak pestisida terhadap lingkungan, sebaiknya dilakukan
berdasarkan hasil pengamatan tentang kondisi ancaman tungro.
Tag :
Pertanian
0 Komentar untuk "Pengendalian penyakit pada tanaman padi"