Cara tanam jagung

Cara Tanam Jagung 


epetani. Pengelolaan Tanaman dan sumberdaya Terpadu (PTT) adalah pendekatan dalam budi daya yang mengutamakan pengelolaan tanaman, lahan, air, dan organisme pengganggu tanaman (OPT) secara terpadu dan bersifat spesifik lokasi.

PTT jagung bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan produktivitas jagung secara berkelanjutan dan meningkatkan efisiensi produksi. Pengembangan PTT di suatu lokasi memperhatikan kondisi sumber daya setempat, sehingga teknologi yang diterapkan di suatu lokasi dapat berbeda dengan lokasi lain.

Komponen teknologi yang akan diterapkan berdasarkan pada masalah, potensi, dan peluang di wilayah tsb, yang dapat diketahui melalui Participatory Rural Appraisal (PRA) atau penelaahan partisipatif dalam waktu singkat, KKP (kajian kebutuhan dan peluang) atau PMP (pemahaman masalah dan peluang) atau sejenisnya.

Tanaman Jagung umumnya diusahakan di lahan kering dan lahan sawah (tadah hujan atau irigasi). Komponen teknologi yang diterapkan dengan pendekatan PTT adalah:


Varietas unggul

Varietas yang digunakan adalah unggul baru (hibrida atau komposit), dengan daya hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit dan deraan lingkungan  setempat atau memiliki sifat khusus tertentu sesuai keinginan petani. Selain itu benih bermutu dan berlabel. Tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi (>95%). 

Benih bermutu akan tumbuh serentak dan lebih cepat, menghasilkan tanaman yang sehat, tahan rebah, seragam, dan  berpotensi hasil tinggi.

Perlakuan benih dengan metalaksil 2 g (bahan produk) untuk setiap kg benih bertujuan untuk mencegah penyakit  bulai.

Kebutuhan benih 15-20 kg/ha, tergantung ukuran benih, makin kecil ukuran benih (bobot 1.000 biji < 200 benih) makin berkurang kebutuhan benih.

Populasi tanaman

Populasi tanaman 66.600-75.000 tanaman/ha, jarak tanam 75 cm x 40 cm dengan dua tanaman per lubang, atau 75 cm x 20 cm dengan satu tanaman per lubang. Benih yang mempunyai daya tumbuh > 95% dapat memenuhi populasi 66.000-75.000 tanaman/ha. Dalam budi daya jagung tidak dianjurkan menyulam karena pengisian biji dari tanaman sulaman tidak optimal

Pemupukan

Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah. Pemberian pupuk berbeda antar-lokasi dan jenis jagung yang digunakan, hibrida`atau komposit. Penggunaan pupuk spesifik lokasi meningkatkan hasil dan menghemat pupuk. Rekomendasi pemupukan N, P, dan K tanaman jagung mengacu kepada salah satu teknik berikut:

  •  Uji petak omisi (minus 1 unsur untuk N, P dan K) 
  • Takaran dan waktu pemberian pupuk N berdasarkan kebutuhan tanaman (diberikan 2 kali: 7–10 HST dan 30-35 HST 
  • BWD (bagan warna daun) digunakan pada 40-45 HST untuk mendeteksi kecukupan N bagi tanaman 
  • Pada lahan kering, pemberian pupuk P dan K mengacu pada PUTK (Perangkat Uji Tanah Lahan Kering). 
  • Pemupukan P dan K pada lahan sawah berdasar peta status hara P dan K skala 1:50.000
Penyiapan lahan

  •  Olah tanah sempurna (OTS) pada lahan kering
  •  Tanpa olah tanah (TOT) atau olah tanah mininum pada lahan sawah
Bahan organik

Bahan organic yang digunakan  berupa pupuk kandang 1,5-2,0 t/ha yang diberikan sebagai penutup benih pada lubang tanam dengan takaran 2-3 t/ha.

  • Pupuk organik terdiri atas bahan organik sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk hijau dan kompos (humus), yang telah mengalami proses pelapukan, berbentuk padat atau cair 
  • Persyaratan teknis pupuk organik mengacu kepada Permentan No 02/2006, kecuali diproduksi untuk keperluan sendiri.
  • Pemberian pupuk organik dan pupuk kimia dalam bentuk dan jumlah yang tepat sangat penting untuk keberlanjutan pemanfaatan lahan secara intensif
  • Pembuatan saluran drainase atau saluran irigasi. 


Tanaman jagung peka terhadap kelebihan air (musim hujan) , sehingga diperlukan system drainase yang baik  Saluran tersebut dibuat pada saat penyiangan pertama dengan menggunakan cangkul atau mesin pembuat alur seperti PAI-2 R rancangan Balitsereal

Pada lahan sawah, saluran irigasi  diperlukan pada saat penyiangan  pertama untuk memudahkan pengaturan air . Pembuatan saluran irigasi untuk setiap dua baris tanaman lebih efisien dibanding untuk setiap baris tanaman

Pembumbunan,

Bertujuan untuk memberikan lingkungan akar yang lebih baik, agar tanaman tumbuh kokoh dan tidak mudah rebah . Pembumbunan bersamaan dengan penyiangan pertama dan pembuatan saluran atau setelah pemupukan kedua (35 HST), bersamaan dengan penyiangan kedua secara mekanis

Pengendalian gulma,

Dilakukan secara mekanis atau dengan herbisida kontak. Periode kritis tanaman jagung terhadap gulma pada dua bulan pertama

  • Penyiangan I dengan cangkul atau mesin pembuat alur, jika ada gulma
  • Penyiangan II menggunakan mesin pembuat alur/cangkul/herbisida paraquat dengan takaran 1-2 liter per hektar, pada 30-35 hst
  • Manfaat penyiangan secara mekanis dengan mesin pembuat alur: ramah lingkungan, hemat tenaga kerja, meningkatkan jumlah udara dalam tanah, merangsang pertumbuhan akar lebih baik.
Tag : Pertanian
0 Komentar untuk "Cara tanam jagung"

Back To Top