Tempat Wisata Rohani KRISTEN Di MEDAN

Bangunan bermodel Indo-Mogel, perpaduan arsitektur gaya Islam-Hindu dari jaman Kerajaan Mongolia kuno, dengan gaya kubah seperti mesjid dan bentuk bangunan seperti candi, membubung ke atas. “Gua Maria’ ini meniru aslinya di India, yang mengingatkan kita akan penampakan Bunda Maria pada abad ke-16, ketika seorang ibu (annai) yang disembuhkan penyakitnya oleh Bunda Maria di desa Velangkanni yang terletak di pesisir selatan India. Oleh karena itu, Gua Maria di India tersebut dinamakan Lourdes Timur.

Tempat ziarah Gua Maria Annai Velangkanni ini dibangun sejak 2001, terletak di komplek perumahan Sakura Indah, Tanjung Selamat, Medan, Sumatera Utara. Pembangunannya sejak awal diusahakan oleh Rev. Father James Bharataputra,S.J. dengan bermodalkan kepercayaan dan keyakinan bahwa membangun Gua Maria adalah tugas dan misi Tuhan. Kemudian hari, pastor ini membentuk panitia dengan ketuanya Tuhan Yesus, dan Bunda Maria sebagai seksi dana. Peletakan batu pertamanya dilakukan pada tanggal 8 September 2001. Banyak kesulitan dan tantangan yang dihadapi pastor tersebut dalam upaya membangun Gua Maria ala India ini, termasuk izin pembangunan yang baru diperoleh selama setahun. Sementara, biaya pembangunan mencapai 3 Milyar Rupiah.





http://nasibnatal.blogspot.com/

NASIB NATAL PAKPAHAN

Keajaiban Tuhan

Patung Bunda Maria yang berada di Gua Maria ini sudah lama dipesan dari India, namun tidak kunjung datang dengan berbagai alasan oleh pemerintah India. Jadi, peletakan batu pertama diputuskan tanpa Patung Bunda Maria. Namun, satu jam sebelum acara, tiba-tiba Pastor James mendapat telepon bahwa kiriman patung sudah tiba. Patung Maria lalu dijemput dan diletakkan di tempat yang sudah disiapkan di Aula St. Anna, lantai satu.

Kisah ajaib lain terjadi di bulan Oktober 2002 saat Pastor James membawa  uang Rp. 10 Juta, hasil sumbangan umat Katolik Banda Aceh. Lantaran harus ke Jakarta untuk mengikuti penutupan bulan Maria, 31 Oktober 2002, Pastor James tidak sempat menyetorkan uang tersebut ke bank dan disimpan di rumah salah seorang rekannya, tempat ia biasa menginap di Medan. Namun, tanggal 2 November 2002, Pastor James menerima kabar bahwa rumah temannya di Jalan Kediri No. 27 Medan terbakar habis. Akan tetapi, alangkah terkejutnya Pastor James mendapati bungkusan uang masih utuh di tengah reruntuhan puing-puing bangunan. Kisah ini pernah dimuat di harian Analisa Medan.
Bagian dalam gereja Annai Maria Velankanni Medan

Makna Simbolik Bangunan

Bangunan Gua Maria berlantai 7 ini memiliki 3 stupa (dua di lantai 4, satu di menara – lantai 7) yang melambangkan Allah Tritunggal. Sementara, angka tujuh melambangkan kesempurnaan dan 7 langit. Dua jalan yang melingkar di bagian depan (kiri dan kanan) melambangkan malaikat Gabriel yang membawa kabar gembira bahwa Maria akan menjadi Ibu Tuhan. Jalan ini disimbolkan jalan mencari Tuhan menuju Emanual (tinggal di antara manusia) di lantai 2. Jalan ini juga melambangkan tangan Maria yang merangkul siapa saja yang ingin hidup abadi dalam nama Putera-Nya Yesus. Oleh sebab itu, di sekeliling jalan itu ditanami pohon Pisang sebagai lambang hidup abadi.

Asal-Usul Annai Velangkanni

Tempa ziarah Maria Annai Velangkanni terletak di selatan kota Madras, di pantai Teluk Benggala, tenggara India. Di sini, Ibu Maria diberi gelar Bunda Penyembuh. Tempat ini mulai dikenal sejak sekitar akhir abad ke-16. Penampakan yang terjadi di sini sudah mendapat pengakuan dari Gereja Katolik.

1. Penampakan kepada Seorang Anak Gembala

Seorang anak gembala setiap pagi berjalan ke Nagapattinam, sebuah kota berjarak 10km dari Velangkanni. Ia selalu membawa buli-buli susu untuk para langganannya. Suatu kali, ia sampai di sebuah kolam di Velangkanni dan karena lelah, ia tidur di bawah pohon Banniyan. Buli-buli susu ia letakkan di sampingnya. Namun, ia terbangun karena tiupan angin, dan ketika membuka matanya, ia disilaukan oleh suatu cahaya. Dilihatnya seorang putri cantik menggendong seorang anak. Putri itu lalu memintanya untuk diberi susu. Sang gembala lalu melanjutkan perjalanan ke Nagapattinam. Ia kemudian dimarahi oleh langganannya karena susu terlambat datang dan anaknya sudah lapar, apalagi susu sudah berkurang dalam buli-buli. Namun, alangkah terkejutnya mereka karena begitu susu diambil, buli-buli langsung penuh dengan sendirinya sampai meluap. Anak itu lalu bercerita kepada Ayahnya dan mereka berdua berlari ke tempat penampakan tersebut yang kemudian disebut Matha Kulam, Kolam Sang Bunda.

2. Penampakan kepada Seorang Anak Lumpuh

Beberapa tahun kemudian, Putri yang sama menampakkan diri kepada seorang anak Hindu yang lumpuh. Di Velangkanni, terdapat daerah yang agak tinggi disebut Tanah Tinggi Sentral. Di sana, terdapat sebuah pohon beringin yang menjadi tempat bernaung orang-orang yang sedang bepergian. Ibu anak tersebut seorang janda miskin. Ia biasanya meletakkan anaknya di bawah pohon tersebut dan ia berjualan susu dan asam kepada pelancong yang kehausan. Suatu hari yang sangat panas, sang anak duduk sendirian dan sekonyong-konyong melihat cahaya yang lebih terang dari matahari bergerak ke arahnya. Namun, ketakutannya sirna begitu melihat seorang Putri membopong anaknya muncul dan meminta segelas susu. Kemudian, Putri tersebut berkata “Aku telah memilih tempat ini untuk memberi anugerah kepada umatku”. Ia pun menyuruh anak itu untuk pergi kepada seorang bapak yang Katolik untuk membangun sebuah gereja di tempat penampakan tersebut. “Bagaimana saya bisa pergi, sebab saya lumpuh?”. Putri tersebut lalu berkata:” Berdirilah dan lakukan apa yang kuminta.”. Seperti mendapat kekuatan baru, sang anak lalu meloncat dan berlari dengan gembira ke Nagapattinam. Mujizat ini menimbulkan kepercayaan, cinta kasih dan kebaktian besar kepada Putri tersebut dan mereka sebut sebagaiArokia Matha (Bunda Penyembuh).
Pada malam sebelum kejadian tersebut, seorang bapak Katolik mendapat impian serupa dan di tempat yang berada di Nadu Thittu tersebut dibangun sebuah kapel dengan patung Maria yang indah.

3. Penyelamatan Kapal Layar

Sejak Vasco da Gama, pelayar Portugis, menemukan jalan melalui Tanjung Harapan pada tahun 1499, banyak kapal Portugis berlayar ke India dan Asia Tenggara. Sebuah kapal dagang berlayar dari Macau di Tiongkok ke Kolombo di Srilangka. Di teluk Benggala, mereka dihadang badai dashyat. Lantaran tidak berdaya, mereka hanya berdoa dan memohon kepada Santa Perawan Maria yang mereka hormati sebagai Stella Maris (Bintang Samudera), supaya menyelamatkan mereka. Sekonyong-konyong, badai berhenti dan gelombang laut menjadi tenang, dan mereka berada di depan pantai Velangkanni. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 8 September, hari Pesta Kelahiran Bunda Surgawi. Mereka lalu menuju Gereja kecil Santa Perawan Maria yang terbangun dari papan dan atap ilalang. Di sana mereka bersyukur dan akan kembali untuk memperbarui Gereja tersebut. Mereka membawa pelat-pelat porselen yang dilukisi dengan peristiwa-peristiwa dalam Kitab Suci. Dalam sebuah dokumen penting di tahun 1630, Paulo da Trindade, seorang imam Fransiskan, mencatat bahwa di tempat tersebut terdapat sebuah gereja yang pelindungnya adalah Bunda Penyembuh dan sudah ada seorang Fransiskan menetap di sana.
Back To Top