Klasifikasi Daun Katuk

Daun Katuk

Katuk (Sauropus androgynus) merupakan salah satu jenis tanaman semak yang tergolong dalam suku jarak-jarakan (Euphorbiaceae), dengan ketinggian mencapai 2-3 m. Katuk dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 m diatas permukaan laut. Toksonomi tanaman Katuk dapat diklasifikasikan sebagai berikut 


  1. Kerajaan : Plantae
  2. Divisi : Magnoliophyta
  3. Kelas : Magnoliopsida
  4. Ordo : Malpighiales
  5. Famili : Phyllanthaceae
  6. Genus : Sauropus
  7. Spesies : Sauropus androgynus

Ciri-ciri tanaman katuk adalah cabang-cabang agak lunak, daun tersusun selang-seling pada satu tangkai, berbentuk lonjong sampai bundar dengan panjang 2,5 cm, dan lebar 1,25-3 cm (Anonimb, 2008). Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tanaman obat-obatan tradisionil yang mempunyai zat gizi tinggi, sebagai antibakteri, dan mengandung beta karoten sebagai zat aktif warna karkas. Senyawa fitokimia yang terkandung di dalamnya adalah : saponin, flavonoid, dan tanin, isoflavonoid yang menyerupai estrogen ternyata mampu memperlambat berkurangnya massa tulang (osteomalasia), sedangkan saponin terbukti berkhasiat sebagai antikanker, antimikroba,dan meningkatkan sistem imun dalam tubuh (Santoso, 2009).

Menurut Santoso, dkk (2008), Daun katuk kaya akan besi, provitamin A dalam bentuk β-carotene, vitamin C, minyak sayur, protein dan mineral lainnya. Daun katuk tua terkandung air 10,8%, lemak 20,8%, protein kasar, 15.0%, serat kasar 31,2%, abu 12,7%, dan BETN 10.2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tepung daun katuk mengandung air 12%, abu 8,91%, lemak 26,32%, protein 23,13%, karbohidrat 29,64%, β-carotene (mg/100 g) 165,05 dan energi (kal) 134,10. Sedangkan menurut Rahayu dan Lenawati (2005), Kandungan Nutrisi daun katuk per 100 g mempunyai komposisi protein 4,8 g, lemak 1 g, karbohidrat 11 g, kalsium 204 mg, fosfor 83 mg, besi 2,7 mg, vitamin A 10370 SI, vitamin B1 0,1 mg, vitamin C 239 mg, air 81 g. Daun katuk mengandung khlorofil yang cukup tinggi, daun tua 65,8 spa d/mm2, daun muda 41,6 spa d/mm2 dapat digunakan sebagai pewarna alami memberi warna hijau.

Selain zat-zat gizi tersebut di atas, daun katuk juga mengandung senyawa metabolik sekunder yaitu monomrthyl succinate dan cis-2-methyl cyclopentanol asetat (ester), asam benzoat dan asam fenil malonat (asam karboksilat), 2-pyrolodinon dan methyl pyroglutamate (alkaloid), saponin, flavonoid dan tanin. Senyawa-senyawa tersebut sangat penting dalam metabolisme lemak, karbohidrat dan protein dalam tubuh. Tannin menyebabkan gangguan pada proses pencernaan dalam saluran pencernaan sehingga menurunkan pertumbuhan. Selain itu, saponin meningkatkan permeabilitas sel mukosa usus halus, yang berakibat penghambatan transport nutrisi aktif dan menyebabkan pengambilan/penyerapan zat-zat gizi dalam saluran pencernaan menjadi terganggu. Unggas lebih sensitif terhadap saponin daripada ternak monogastrik lainnya. Hal ini menyebabkan turunnya pertambahan berat badan. (Santoso, dkk., 2004).

Pemberian ekstrak daun katuk juga mampu meningkatkan warna kuning pada kaki dan kulit karkas ayam broiler. Hal ini sangat wajar karena ekstrak daun katuk ini kaya akan beta-carotene. Pemberian ekstrak daun katuk ternyata mampu meningkatkan rasa daging. Peningkatan rasa daging dipengaruhi oleh beberapa zat kimia. Pada daging broiler, inosinin monofosfat (IMP), K+ dan asam glutamat sangat berperan dalam penentuan rasa daging ayam. Perubahan ATP menjadi IMP sangat menentukan rasa daging. Ekstrak daun katuk kaya akan mineral kalium dan metilpiroglutamat yang dalam tubuh dapat diubah menjadi asam glutamat. Kalium dan asam glutamat merupakan senyawa utama penyebab rasa enak pada daging ayam broiler. Selain itu, ekstrak daun katuk juga mampu menurunkan susut masak daging ayam. Daging dengan susut masak yang rendah mempunyai kualitas daging yang lebih baik, karena kehilangan nutrisi selama pemasakan akan lebih sedikit. Semakin rendahnya susut masak oleh ekstrak daun katuk mungkin disebabkan oleh meningkatnya protein daging. Semakin meningkatnya protein daging maka kemampuannya untuk mengikat air akan meningkat sehingga cairan yang keluar selama pemasakan akan terhambat. Peningkatan protein daging oleh pemberian ekstrak daun katuk sangat mungkin karena ekstrak tersebut kaya akan protein.
Tag : Tanaman
0 Komentar untuk "Klasifikasi Daun Katuk"

Back To Top