KEWIBAWAAN DAN TANGGUNGJAWAB PENDIDIKAN

KEWIBAWAAN DAN TANGGUNGJAWAB PENDIDIKAN 

A. Kewibawaan Pendidikan. 

Dalam pergaulan antara anak dengan anak tidak mungkin muncul situasi pendidikan, sebab di dalam pergaulan tersebut tidak akan terdapat hubungan berdasarkan kewibawaan. Kewibawaan pendidikan adalah kekuatan pribadi pendidik yang diakui dan diterima secara sadar dan tulus oleh anak didik, sehingga dengan kebebasannya anak didik mau menuruti pengaruh positif dar pendidiknya. 

B. Faktor-faktor penentu kewibawaan pendidik. 

Menurut M.J.Langeveld (1980:40-65) dalm hubungannya dengan anak didik, kewibawaan pendidikan akan tertentukan oleh berbagai factor, yaitu: 

a. kasih sayang terhadap anak didik 

b. kepercayaan bahwa anak akan mampu dewasa 

c. kedewasaan 

d. identifikasi terhadap anak didik, dan 

e. tanggung jawab pendidikan. 

C. Faktor penentu kepenurutan anak didik kepada pendidik dalam hubungan kewibawaan. 

M.J. Langeveld (1980) menjelaskan bahwa kepenurutan anak didik kepada pendidik akan akan tertentukan oleh factor sebagai berikut : 

a. kemampuan anak didik dalam menyadari “diri/aku” dan memahami bahasa. 

b. kepercayaan anak didik kepada pendidik 

c. identifikasi 

d. imitasi dan simpati 

e. kebebasan anak untuk menentukan sikap, perbuatan, dan masa depannya. 

D. Pengalihan tanggungjawab bipolaritet kewibawaan dan implikasinya terhadap batas-batas pendidikan. 

a. Pengalihan tanggung jawab dalam pendidikan. 

Dalam situasi pendidikan yang berlangsung dalam pergaulan antara pendidik dngan anak didik, pada awalnya tanggung jawab berada pada pendidik. Namun seiring dengan perkembangan anak dalam menuju kedewasaannya, lambat laun tanggung jawab itu harus dialihkan oleh pendidik kepada anak didik. Apabila pendidik tidak mengalihkan tanggung jawab kepada anak didiknya, dan apabila anak didik tidak berupaya manerima atau merebut tanggung jawab yang harus diembannya, maka anak didik tidak akan mencapai kedewasaan. 

b. Bipolaritet Kewibawaan. 

Kewibawaan bersifat bipolaritet atau berada pada ketegangan polair (M.J. Langeveld, 1980:61). Maksudnya, di satu pihak pendidik menuntut kepenurutan dari anak didik, di pihak lain pendidik mengakui bahwa anak didik harus mampu berdiri sendiri. 

c. Implikasi kewibawaan dan tanggung jawab terhadap batas-batas pendidikan. 

Ada dua alasan berkenaan dengan keharusan adanya kewibawaan dalam pergaulan pendidikan : 

1. Bila kewibawaan tidak ada, maka suatu perintah, ajakan, petunjuk, dan tindakan-tindakan lainnya dari pendidik akan dituruti oleh anak hanya atas dasar “pengaruh keterikatan anak kepada pendidiknya”. Karena itu anak didik tidak akan pernah menjadi dewasa, ia akan tetap tak terdidik. 

2. Bila kewibawaan tidak ada, maka kepenurutan anak akan terjadi berkat pemahaman anak atas pengalamannya sendiri. Jika demikian halnya berarti anak sudah mampu berdiri sendiri (sudah dewasa), dan hal ini bertentangan dengan keadaan anak yang sebenarnya. Berdasarkan alasan itu M.J. Langeveld (1980:60-61) mengemukakan bahwa “adanya kewibawaan itu menciptakan kemungkinan orang dewasa memberikan bantuan kepada orang yang masih belum dewasa”, karena itu “kewibawaan ialah syarat mutlak untuk pendidikan”
Tag : Pendidikan
0 Komentar untuk "KEWIBAWAAN DAN TANGGUNGJAWAB PENDIDIKAN "

Back To Top