Teknologi tanaman kacang tanah

  1. Pola Tanam
    1. Rotasi/Pola tanam kacang tanah adalah satu kali dalam satu tahun untuk mencegah hama dan penyakit.
    2. Di lahan sawah penanaman dilakukan di awal musim kemarau sedangkan di lahan kering umumnya penanaman dilakukan di awal musim hujan. Musim ini berbeda-beda pada masing-masing daerah yang memungkinkan penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun di seluruh nusantara.
    3. Di lahan kering dimana kebutuhan air kacang tanah semata-mata bergantung pada curah hujan, pada bulan pertama diperlukan curah hujan 100-150 mm/bulan sedang pada bulan ketiga antara 50-100 mm/bulan.
    4. Di lahan Sawah tanaman kacang tanah ditanam sesudah padi yang jatuh pada musim kemarau untuk itu perlu pengairan dan irigasi
  2. Varietas
    1. Benih yang digunakan adalah benih yang berasal dari varietas unggul nasional yang mempunyai potensi hasil tinggi seperti Gajah, Macan, Kidang, Biawak, Kancil, Turangga dll.
    2. Pemilihan varietas sebaiknya selain memperhatikan produksinya dan adaptasinya terhadap lingkungan juga memperhatikan kebutuhan pasar. Untuk kacang garing misalnya lebih baik digunakan varietas berbiji dua dengan bentuk biji dan polong yang bagus seperti Jerapah, Kancil, dan Tuban.
    3. Kebutuhan benih tergantung pada ukuran biji sekitar 80 kg biji/ha atau 120 kg polong/ha dengan daya tumbuh benih lebih 80 %.
  3. Penyiapan Lahan
    1. Tanah dibajak 2 kali sedalam 15-20 cm, lalu digaru, dan diratakan, dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma dan dibuat bedengan selebar 3-4 meter.
    2. Antar bedengan dibuat saluran drainase dalam 30 cm dan lebar 20 cm yang berfungsi sebagai saluran irigasi pada saat kering.
  4. Penanaman
    1. Penanaman dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 40 x 10 cm, satu biji per lubang sehingga populasi tanaman sekitar 250.000 tanaman.
    2. Penanamanjugadapatdilakukan secara baris ganda (50 cm x 30 cm) x 15 cm, satu biji per lubang.
    3. Penanaman dengan cara ditugal, kedalaman lubang tanam 3-5 cm. Lubang tanam ditutup dengan tanah.
  5. Pemupukan
    1. Dosis pupuk per hektar secara umum dapat diberikan 50 kg Urea, 50 Kg SP 36 dan 50 Kg KCL, 125 gr pupuk bio (rhizonut), dan pupuk organik secukupnya
    2. Waktu Pemberian pupuk, terdiri atas pupuk dasar : semua pupuk bio (rhizonat) saat tanam dan ½ bagian Urea, seluruh TSP dan KCL satu hari sebelum atau saat tanam, pupuk susulan : 1/2 bagian urea pada saat umur tanaman 21-24 HST
    3. Cara Pemupukan: pupuk bio (rhizonat) dicampur dengan benih dan disemprot dengan air sebelum ditanam, pupuk dasar disebar merata saat pengolahan tanah akhir, pupuk susulan ditugal kiri kanan barisan tanaman sedalam 5-7 cm atau dengan sistem garit.
    4. Pada tanah yang yang bersifat masam atau pH tanahnya rendah , diberikan dolomit sebanyak 300-500 kg/ha dengan cara ditaburkan merata pada saat pengolahan tanah akhir.
  6. Penyiangan dan pembumbunan
    1. Penyiangan gulma dilakukan 2 kali selama pertumbuhan tanaman. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 15 HST sebelum tanaman berbunga atau tergantung populasi gulma. Penyiangan dapat dilakukan dengan cara menggunakan kored atau pancong. Penyiangan kedua dilakukan pada 45 HST setelah ginofor masuk ke dalam tanah. Penyiangan tidak boleh dilakukan saat pembentukan polong karena dapat menyebabkan kegagalan pembentukan polong
    2. Pembumbunan dilakukan bersamaan penyiangan.
  7. Pengendalian Hama dan Penyakit
    1. Pengendalian Hama dan penyakit dilakukan secara bijaksana yang diawali dengan pemilihan benih varietas kacang tanah yang resisten atau toleran hama penyakit pada daerah setempat.
    2. Apabila hama tetap menyerang dilakukan pencegahan secara mekanis dengan memungut hama secara manual atau bila serangan di atas ambang ekonomi dilakukan penyemprotan dengan pestisida.
    3. Hama utama pada kacang tanah antara lain sebagai berikut Wereng kacang tanah (Empoasca fasialin), pengerek daun (Stmopteryx subsecivella), ulat jengkal (Plusia Chalcites) dan ulat grayak (Prodenia litura ), ulat penggulung daun (Lamprosema indicata), hama teresbut dapat dikendalikan dengan insektisida endosulfan, klorfirifos, monokrotofos, metamidofos, diazinon, (seperti Thiodan, Dursban, Azodrin, Tamaron dan Basudin). Untuk pencegahan, pestisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur 25,35 dan 45 HST.
    4. Penyakit utama kacang tanah antara lain layu bakteri (Pseudomonas solanacearum), bercak daun (Cercospora sp.)penyakit karat (Puccinia arachidis). Pengendalian dapat dilakukan dengan penanaman varietas tahan atau menggunakan fungisida benomil, mankozeb, bitertanol, karbendazim, dan klorotalonil (seperti Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsane, MX200, dan Daconil). Untuk pencegahan fungisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur 35-45 dan 60 HST.
  8. Pengairan
    1. Pengairan diperlukan jika kacang tanah ditanam pada musim kemarau. Priode kritis tanaman terhadap air adalah periode pertumbuhan awal (umur hingga 15 hari), umur 25 hari (awal berbunga), umur 50 hari (pembentukan dan pengisian polong), dan umur 75 hari (pemasakan)
    2. Pengairan dilakukan melalui selokanantar bedengan.
  9. Panen dan Pasca Panen
    1. Umur panen tergantung varietas dan musim tanam. Rata- rata umur panen adalah 90-100 hari atau pada saat masak fisiologis dimana tanda-tandanya adalah : kulit polong mengeras, berserat, bagian dalam berwarna coklat, jika ditekan polong mudah pecah. Cara panen dilakukan secara manual (dicabut), sebelum panen tanah perlu dibasahi dengan diari agar tidak banyak polong yang tertinggal di dalam tanah.
    2. Perontokan polong dilakukan secara manual atau dipetik dengan tangan atau menggunakan mesin pemipil polong (stripper), lalu polong disortir dan sisihkan polong muda dan rusak.
    3. Hasil panen dapat langsung dijual ke pabrik pengolahan (tenggang waktunya tidak boleh lebih 24 jam) atau terlebih dahulu dikeringkan
    4. Pengeringan dilakukan dengan dijemur pada lantai atau dengan alas tikar selama 5-6 haridengan matahari terik atau bila musim hujan dengan menggunakan pengering. Pengeringan dilakukan sampai kadar air biji menjadi 10-12 % yang ditandai dengan mudah terkelupasnya kulit biji.
    5. Pengupasan atau pembijian dilakukan dengan cara sederhana (polong dikupas dengan tangan) atau menggunakan mesin pengupas polong (peanut sheller).
    6. Penyimpanan kacang tanah dilakukan dalam gudang yang bersih, kering tidak lembab dan sirkulasi udara baik menggunakan wadah karung goni atau kantong plastik. Kacang tanah yang sudah dikemas ditumpuk dengan teratur di atas kayu/rak kayu
Tag : Pertanian
0 Komentar untuk "Teknologi tanaman kacang tanah"

Back To Top