Pengertian Prosa



Prosa 

Setelah proses pelatihan materi “Prosa, Puisi, dan drama” ini diharapkan para peserta dapat: 

1. Menjelaskan cara bercerita dalam novel dan cerpen dengan menjelaskan kutipan yang disediakan 

2. Menjelaskan tema cerpen atau novel dengan tepat berdasarkan kutipan yang disediakan 

3. Menjelaskan watak tokoh dengan tepat berdasarkan kutipan yang disediakan 

4. Menjelaskan latar cerita pendek atau novel dengan tepat berdasarkan kutipan yang disediakan 

5. Menjelaskan sudut pandang cerita pendek atau novel dengan tepat berdasarkan kutipan yang disediakan 

6. Menjelaskan alur cerita pendek atau novel dengan tepat berdasarkan kutipan yang disediakan 

7. Menjelaskan pesan cerita pendek atau novel dengan tepat berdasarkan kutipan yang disediakan 

8. Menjelaskan penyusunan kembali alur cerpen dengan urutan yang tepat berdasrkan kutipan cerpen yang kalimat-kalimatnya diacak 

9. Menjelaskan cerpen dengan latar yang tepat berdasarkan kutipan cerpen yang dirumpangkan 

10. Menjelaskan tokoh cerpen dengan tepat berdasarkan cerpen yang dirumpangkan 

11. Menjelaskan kembali dongeng dengan urutan yang tepat berdasarkan kutipan dongeng yang kalimat-kalimatnya diacak 

12. Menjelaskan cara melengkapi dongeng dengan latar dengan latar yangh tepat berdasarkann kutipan dongeng yang dirumpangkan 

13. Menjelaskan tokoh dongeng dengan tepat berdasarkan dongeng yang dirumpangkan 

1. Pengertian Prosa 

Prosa adalah karangan yang bentuknya tidak terlalu terikat. Pengertian tidak terlalu terikat dapat dibandingkan dengan puisi yang lebih dominan dengan keterikatan bentuknya, misalnya adanya persamaan bunyi di akhir baris. Di dalam prosa, persajakan akhir lebih cenderung tidak diperhatikan. Dilihat dari jumlah halaman, puisi relatif lebih pendek dibandingkan prosa. 

Berdasarkan sejarah Sastra Indonesia, dikenal 2 macam sastra, yaitu sastra lama dan sastra baru. Sastra lama meliputi mitos, legenda, dan dongeng. Termasuk di dalamnya, yaitu apa yang disebut cerita rakyat, cerita jenaka, maupun cerita pelipur lara. 

Sastra baru mencakup cerita pendek, roman, dan novel. 

2. Prosa Lama 

Prosa cerita rakyat menurut William R. Bascom (melalui Dananjaya, 1991) dibagi menjadi: 

a. Mite, karya yang berciri: dianggap benar-benar terjadi, dianggap suci oleh yang empunya cerita, tokoh para dewa atau 1/2 dewa, latar bukan di dunia, dan waktu sangat lampau. 

b. Legenda, karya yang berciri: dianggap benar-benar terjadi, tidak dianggap suci oleh yang empunya cerita, tokoh manusia kadang dengan sifat luar biasa, latar di dunia, dan waktu belum terlalu lama. 

c. Dongeng, karya yang berciri: tidak dianggap benar-benar terjadi dan tidak terikat oleh waktu dan tempat. 

Dongeng bertujuan untuk hiburan, tetapi kadang berisi ajaran moral, bahkan sindiran. Dongeng juga berisi cerita peri. Menurut Anti Aarne dan Stith Thompson dongeng dibagi 4 jenis. Satu, dongeng binatang, yaitu tokohnya binatang. Dua, dongeng biasa. Tiga, lelucon dan anekdot. Empat, dDongeng be-rumus, yaitu dongeng yang diulang-dulang. 

Fabel adalah dongeng binatang yang mengandung ajaran moral (Rahayu, 1971: 27). Fabel berciri: membuat binatang kecil/lemah/lambat jadi menang serta memberi suatu binatang suatu peranan penting dan menjadi cerdik. 

Di Eropa, cerita pelanduk dibandingan dengan cerita rubah. Menurut H.C. Klinkert ada perbedaan di keduanya itu. Pelanduk merupakan binatang yang kecil, lemah, dan hanya dengan kecerdasan otaknya ia dapat hidup di hutan belantara. Tujuan Kancil baik karena menyelesaikan perselesihan dan menyelamatkan binatang kecil dari ancaman binatang besar. Sedangkan rubah termasuk binatang buas, kejam, dan selalu mengancam binatang kecil (Fang, 1991: 7-13). 

3. Prosa Baru 

Kehadiran sebuah cerita rekaan tidak dapat dilepaskan dari unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur ekstrinsik ialah unsur luar yang turut mempengaruhi kehadiran cerita rekaan. Unsur luar itu misalnya: ekonomi, politik, sosial, dan lain-lain. 

Faktor intrinsik ialah faktor yang membangun cerita rekaan dari dalam, dari dirinya sendiri. Faktor intrinsik meliputi tokoh, alur, latar, dan pusat pengisahan (Saad dalam Lukman Ali, 1967: 116-120). Termasuk bagian unsur intrinsik adalah tema. 

a. Tema 

Tema merupakan gagasan atau pikiran utama di dalam karya, baik yang terungkap maupan yang tidak (Sudjiman, 1990: 78). Saad (via Esten, 1984: 92) mengajukan tiga cara untuk menentukan tema cerita, yaitu persoalan yang paling menonjol, persoalan yang paling banyak menimbulkan konflik, dan persoalan yang paling banyak membutuhkan waktu penceritaan. 

Sudjiman (1988: 57) membedakan antara tema dengan amanat. Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang disampaikan pengarang di dalam karya sastra. 

b. Tokoh dan Penokohan 

Tokoh ialah pelaku rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan di pelbagai peristiwa. Grimes menggunakan istilah partisipan, sedang Shahnon Ahmad dengan istilah watak (Sudjiman, 1990: 79). Tokoh biasanya berwujud manusia. Terdapat dua jenis tokoh, yaitu: satu, tokoh sentral/utama, mencakup tokoh protagonis serta antagonis; dan dua, tokoh bawahan, mencakup tokoh andalan dan tokoh tambahan. 

Tokoh utama merupakan tokoh yang memegang peran pimpinan dalam sebuah cerita (Sudjiman, 1990: 64-79). Protagonis merupakan tokoh yang baik dan biasanya menarik simpati pembaca. Antagonis merupakan penentang utama/tokoh lawan. Menurut Grimes (via Sudjiman 1988: 19), tokoh bawahan adalah tokoh yang kurang begitu penting kedudukannya dalam cerita, tapi kehadirannya diperlukan untuk menunjang dan mendukung tokoh utama. Tokoh andalan adalah tokoh yang dekat dengan tokoh utama. Tokoh tambahan ialah tokoh yang tidak memegang peranan sama sekali di dalam sebuah cerita (Sudjiman, 1990: 80). 

Untuk menentukan tokoh utama ada empat cara (Saad dalam Esten, 1984: 93), yaitu tokoh yang paling banyak berhubungan dengan tema; tokoh yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain; tokoh yang paling banyak memerlukan waktu penceritaan, dan tokoh utama dapat juga dilihat dari judul cerita. Cara menampilkan tokoh biasanya disebut penokohan. Penokohan secara umum ada dua cara yaitu analitik dan dramatik. Disebut analitik kalau pengarang menyebut watak dan perangai sang tokoh secara langsung apa adanya atau secara tersurat. Disebut cara dramatik manakala pembaca mesti menyimpulkan sendiri bagaimana sifat sang tokoh

Related Post:

0 Komentar untuk "Pengertian Prosa"

Back To Top