Pemeriksaan birahi - Sebelum melakukan inseminasi buatan, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan birahi, tujuannya adalah untuk meningkatkan keberhasilan IB. Birahi ialah suatu periode yang ditandai dengan perilaku ingin kawin seekor ternak betina dan penerimaan pejantan untuk kopulasi.
Pemeriksaaan birahi di UPTD selama KKP dilakukan pada tiga ekor sapi, yaitu dua ekor sapi yang di singkronisasi birahi dan satu ekor sapi dengan siklus birahi normal. Dalam pengamatan sapi yang disingkronisasi birahi, menimbulkan gejala-gejala birahi setelah 48 jam penyuntikan hormon. Satu ekor sapi dengan siklus normal birahi, menimbulkan gejala-gejala birahi setelah 21 hari.
Deteksi birahi adalah pengamatan terhadap tanda-tanda (gejala-gejala) birahi pada sapi yang akan diinseminasi. Langkah-langkah untuk mengamati tanda-tanda birahi perlu diajarkan kepada peternak, pemilik, atau penggembala. Hal ini dimaksudkan agar peternak dapat melaporkan kepada petugas inseminasi buatan (inseminator), sehingga pelaksanaan inseminasi buatan tepat waktu (Wodzicka, 1991).
Pengamatan waktu birahi sapi di UPTD selama KKP, dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi hari dilakukan pemeriksaan di dalam kandang dan pada sore hari dilakukan pada saat sapi di padang rumput. Pengamatan tersebut dilakukan dengan mengamati bagian vulva yang membengkak dan mengeluarkan lendir pada betina seperti gambar 4.2, atau tingkah sapi jantan yang mengejar-ngejar dan menaiki sapi betina, karena pejantan dapat mencium bau sapi betina yang sedang birahi dan mengeluarkan lendir. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soebadi, (1987) yang menyatakan pemeriksaan birahi sapi sebaiknya di lakukan pada pagi hari dan sore hari. Deteksi birahi terhadap sapi dapat langsung diamati didalam kandang, tetapi akan lebih baik apabila dilepaskan di lapangan atau halaman, bersama dengan kelompoknya. Siklus reproduksi normal birahi berkisar 18 sampai 21 hari (Wodzicka, 1991).
Gambar. Sapi yang mengeluarkan lendir saat birahi
Tag :
Peternakan
0 Komentar untuk "Pemeriksaan Birahi"