CARA-CARA PRAKTIS BERMAIN TEATER DI LOKASI PENGUNGSIAN
Persiapan:
· Organisasilah para pemuda dan remaja yang ada di posko pengungsian untuk berkumpul bersama dan tawari untuk berlatih teater.
· Bangun keakraban terlebih dahulu pada pertemuan-pertemuan awal, karena ada kemungkinan mereka belum saling mengenal meski tinggal di posko pengungsi yang sama. Gunakan games-games yang membuat setiap orang saling mengenal.
· Setiap hari lakukan latihan rutin 1,5 hingga 2 jam.
· Setelah dirasa cukup berlatih, adakan pertunjukan teater ringan di posko pengungsi, gunakan tema-tema tentang keiklasan, kepedulian, semangat hidup ataupun bekerjasama.
· Para pemain boleh menggunakan tema tentang pengalaman hidup saat mengungsi atau tinggal di pengungsian, namun harus dengan hati-hati, supaya tidak menimbulkan histeria massa.
· Dalam pertunjukkan gunakan peralatan seadanya, spontanitas dan keakraban dengan para pengungsi jauh lebih penting daripada tata panggung dan peralatan.
Tahapan Latihan
A. Latihan Meditasi
Sebelum memulai latihan penting bagi semua orang untuk memulai dengan meditasi. Hal ini digunakan agar pada saat berlatih maupun pementasan teater, para pemain terlepas sejenak dari berbagai kepenatan yang dimilikinya saat itu. Meditasi dapat dilakukan dengan cara:
1. Semua pemain memilih tempat dan posisi yang paling nyaman untuk bermeditasi.
2. Setelah pada posisi masing-masing, maka biarkan dada pemain tegak dan suruhlah untuk menutup mata.
3. Ajak untuk tenang dan mendengarkan suara di sekitarnya. Baik suara binatang, pembicaraan ataupun kendaraan di sekitar mereka.
4. Setelah itu minta pemain untuk menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, kira 3 kali lakukan berulang ulang.
5. Biarkan suasana tenang kembali, kemudian ajak mereka merasakan perasaan mereka hari ini dari bangun tidur hingga mereka sampai di tempat ini.
6. Kemudian bayangkan perasaan paling dominan hari ini.
7. Selanjutnya ajak mereka merasakan seluruh anggota tubuh mereka. Dari kepala hingga kaki.
8. Lakukan dalam dengan perlahan-lahan.
9. Setelah itu ajak mereka menarik senyum di bibir mereka.
10. Dalam hitungan ketiga mereka bisa membuka mata.
B. Latihan Olah Tubuh
Dalam olah tubuh, latihan yang dilakukan tidak sekompleks tari. Hal ini bisa dilakukan dengan teknik peregangan perlahan-lahan. Beberapa instruksi yang dapat diberikan antara lain:
1. Semua pemain dibiarkan duduk dengan kaki diluruskan dan tangan lemas.
2. Minta pemain untuk menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, kira 3 kali lakukan berulang ulang. Tidak perlu menutupmata.
3. Kemudian minta mereka menggenggam tangan mereka sekencang mungkin selama 10 detik, kemudian lepaskan perlahan. Lakukan secara berulang-ulang sekitar 3 kali.
4. Lakukan hal yang sama dengan membuka jari-jari tangan dan kaki selebar-lebarnya, menaikan bahu hingga terasa sangat sakit, membuka mulut selebar-lebarnya, hingga membuka mata selebar-lebarnya. Lakukan sama seperti instruksi ke-3.
5. Setelah itu barulah minta mereka berdiri berhadapan
6. Mintalah salah satu bergerak dan yang lain menirukan seperti bayangan cerminya. Lakukan 5-8 gerakan.
7. Kemudian minta mereka untuk membuat rentangan tangan sambil membuat lingkaran.
8. Terakhir biarkan tubuh mereka bergerak menyalur dari 1 orang kekiri misalnya dan seterusnya. Hingga gerakan mereka menyerupai ombak.
C. Latihan Konsentrasi
1. Minta mereka untuk memilih satu titik yang mudah membuat mereka fokus
2. Pandangi titik tersebut sekitar 30 detik
3. Suruhlah membayangkan titik itu berwarna putih.
4. Biarkan fokus pada titik selama 2 menit.
5. Kemudian titik itu mulai berjalan perlahan dan berubah menjadi warna ungu.
6. Titik itu berhenti sejenak dan berubah menjadi warna merah.
7. Biarkan menatap sekitar 2 menit.
8. Setelah itu bayangkan titik itu berjalan kembali mendekati mata mereka hingga terasa sangat silau. Biarkan sekitar 30 detik.
9. Jika merasa sangat silau silahkan tutup mata. Kemudian tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan-lahan selama 3 kali. Lalu bukalah mintalah para pemain membuka mata.
D. Latihan Pernafasan
1. Pertama pemain diajak menyerap udara sebanyak mungkin. Kemudian masukkan ke dalam dada, kemudian turunkan ke perut, sampai di situ napas kita tahan.
2. Dalam keadaan demikian tubuh kita gerakkan turun sampai batas maksimurn bawah.
3. Setelah sampai di bawah, lalu naik lagi ke posisi semula, barulah napas kita keluarkan kembali.
4. Kemudian pemain diminta menarik napas dan mengeluarkannya kembali dengan cepat.
5. berikutnya adalah menarik napas dalam dalam, kemudian keluarkan lewat mulut dengan mendesis, menggumam, ataupun cara cara lain.
6. Bisa digunakan beberapa hitungan untuk menghitung lama keluarnya nafas.
E. Latihan Vokal
1. Tariklah napas, lantas keluarkan lewat mulut sambil menghentakan suara "hah…” dengan energi suara. Lakukan ini berulang kali.
2. Tariklah napas, lantas keluarkan lewat mulut sambil mengeluarkan suara “hmmm….”.
3. Sama dengan latihan kedua, hanya keluarkan dengan berdesis.
4. Tarik nafas, kemudian sebutkan vokal "aaaaa…….” sampai batas napas yang terakhir. Diusahakan nada suara jangan berubah.
5. Keluarkan vokal “a…..a……” secara terputus-putus.
6. Keluarkan suara vokal “a‑i‑u‑e‑o", “ai‑ao‑au‑ae‑", "oa‑oi‑oe‑ou", “iao‑iau‑iae‑aie‑aio‑aiu‑oui‑oua‑uei‑uia‑......” dan sebagainya.
7. Berteriaklah sekuat‑kuatnya sampai ke tingkat histeris.
F. Latihan Intimidasi
1. Mintalah pemain untuk saling berhadapan dan fokus pandangan hanya kepada mata orang di hadapan mereka masing-masing.
2. Minta mereka mengekspresikan kegembiraan, kesedihan dankegembiraan dengan pandangan mata tanpa harus mengeluarkan ekspresi apapun selain mata.
3. Kemudian suruh berekspresi sedih, senang dan marah dengan wajah tanpa berbicara sepatah kata pun.
4. Mata para pemain tetap saling bertatapan.
5. Selanjutnya biarkan mereka mengucapkan kata “aku” dengan ekspresi sedih, senang kemudian marah.
6. Lanjutkan dengan kata “kamu”.
7. Terakhir lakukan pula dengan kata “aku bukan kamu”
G. Latihan Leveling
1. Buat batasan stage yang akan ditempati oleh para pemain.
2. Kemudian minta mereka untuk tidak saling berkomunikasi baik verbal maupun ekspresi wajah dan tubuh.
3. Selanjutnya minta salah satu pemain untuk maju dan membuat satu gerakan kemudian frezze.
4. Setelah itu sebut pemain berikutnya.
5. Hingga semua pemain memenuhi panggung.
Latihan ini dimaksudkan untuk melatih kesadaran para pemain akan panggung yang akan mereka gunakan, agar tidak terdapat kekosongan pada beberapa sudut panggung.
H. Latihan Membuat Naskah
Yang harus terdapat saat akan membuat naskah adalah sebagai berikut:
1. Pemaparan
Diceritakan mengenai tempat, waktu dan segala situasi dari para pelakunya. Kepada penonton disajikan sketsa cerita sehingga penonton dapat meraba dari mana cerita ini dimulai. Pemaparan dapat dikatakan pengantar cerita.
2. Dialog
Dalam drama para lakon harus berbicara dan apa yang diutarakan mesti sesuai dengan perannya, dengan tingkat kecerdasannya, pendidikannya, dsb. Dialog berfungsi untuk mengemukakan persoalan, menjelaskan perihal tokoh, menggerakkan alur maju, dan membukakan fakta.
3. Konflik Awal
Masalah di dalam cerita diangkat dalam konflik awal ini.
4. Klimaks atau Krisis
Disini digambarkan bagaimana keadaan masalah itu menjadi sangat menegangkan.
5. Penyelesaian
Pada bagian penyelesaian terdapat cara penyelesaian cerita dan akhir dari cerita yang dibuat, misalnya sad ending atau happy ending.
I. Latihan Imagery Peran
1. Semua pemain memilih tempat dan posisi yang paling nyaman untuk bermeditasi.
2. Setelah pada posisi masing-masing, maka biarkan dada pemain tegak dan suruhlah untuk menutup mata.
3. Ajak untuk tenang dan mendengarkan suara di sekitarnya. Baik suara binatang, pembicaraan ataupun kendaraan di sekitar mereka.
4. Setelah itu minta pemain untuk menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, kira 3 kali lakukan berulang ulang.
5. Kemudian minta para pemain membayangkan peran mereka masing-masing
6. Bagimana karakter dari tokoh tersebut.
7. Kemudian biarkan mereka merasakan bahwa saat ini mereka menjadi benar-benar tokoh tersebut.
8. Minta mereka membayangkan bagaimana wajah, pakaian, dan cara berjalan si tokoh. Lakukan ini dengan sangan perlahan.
9. Selanjutnya bayangkan cara bicaranya, apa saja yang sering di ucapkan si tokoh, bagaiman ekspresi si tokoh saat berbicara tersebut. biarkan mereka membayangkan dengan sangat detail. Maka proses ini tidak boleh tergesa-gesa agar lebih maksimal. Lakukan sebelum memainkan peran masing-masing.
J. Blocking
Yang dimaksud dengan blocking adalah kedudukan tubuh pada saat diatas pentas. Dalam permainan drama, blocking yang baik sangat diperlukan, oleh karena itu pada waktu bermain kita harus selalu mengontrol tubuh kita agar tidak merusak blocking. Yang dimaksud dengan blocking yang baik adalah blocking tersebut harus seimbang, utuh, bervariasi dan memiliki titik pusat perhatian serta wajar.
Beberapa latihan di atas adalah beberapa latihan praktis yang bisa dilakukan dalam latihan teater. Teater selalu memberi ruang untuk bereksplorasi dan siapapun bisa memnyalurkan kreatifitasnya di dalam teater.
Selamat berteater bersama.
Tag :
Psikologis
0 Komentar untuk "CARA-CARA PRAKTIS BERMAIN TEATER"