Analisis Ekonomi Investasi Bioenergi Dari Ubi Kayu

Analisis Ekonomi Investasi Bioenergi Dari Ubi Kayu

A. Analisis finansial budidaya ubi kayu

Asumsi yang digunakan : 

· Luas lahan budidaya adalah 100 ha

· Populasi kebun 10.000 pohon/ha

· Jumlah bibit cadangan 30% dari total kebutuhan bibit

· Ubi kayu mulai dipanen pada bulan ke 8 

· Biaya tenaga kerja per hari Rp.20.000,-, atau Rp.600.000,- perbulan. 

· Kebutuhan bibit siap tanam 1.000.000 bibit/ha

· Produktivitas lahan adalah 80 ton/ha/tahun

· Harga jual ubi kayu Rp.150,-/kg. 

BIAYA

Pendirian kebun ubi kayu seluas 100 ha memerlukan biaya investasi dan biaya operasional yang dikeluarkan setiap tahun. Biaya investasi terdiri dari biaya pembelian peralatan, dan biaya pengadaan sarana penunjang antara lain lahan, bangunan kantor dan gedung, peralatan kantor serta sarana transportasi. Biaya sarana penunjang dikeluarkan hanya pada tahun pertama yaitu sebesar Rp. 719,350,000 sedangkan biaya pembelian peralatan untuk tahun pertama adalah Rp. 45,000,000,-. Investasi untuk peralatan dilakukan setiap tahun dengan nilai yang berbeda-beda. Komponen biaya investasi pendirian kebun budidaya ubi kayu 100 ha untuk tahun pertama disajikan pada Tabel 58. Secara rinci,

Biaya operasional untuk penanaman dan persiapan lahan adalah sebesar Rp. 640,000,000,- untuk biaya tenaga kerja dan Rp. 505,000,000,- untuk pembelian bahan.

 PENDAPATAN

Pendapatan kebun ubi kayu dihasilkan dari penjualan ubi kayu. Dengan asumsi harga ubi kayu Rp. 150.000,- per ton dan produktivitas lahan 80 ton/ha/tahun maka perusahaan akan mendapatkan pemasukan sebesar Rp. 1,200,000,000,- yang diperoleh setiap satu tahun sekali. 



PROYEKSI ARUS KAS DAN KRITERIA KELAYAKAN USAHA

Kelayakan usaha budidaya sagu dianalisis menggunakan proyeksi arus kas dan perhitungan kriteria kelayakan yaitu NPV dan IRR. Usaha dikatakan layak jika dapat memenuhi kewajiban finansial serta dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. . 

B. Analisis Finansial Bioethanol Ubi Kayu

1. Asumsi Perhitungan

Dalam perhitungan analisis finansial bioethanol ubi kayu digunakan beberapa asumsi yaitu umur ekonomi proyek yaitu 20 tahun. 

2. Investasi

Biaya investasi untuk pendirian pabrik bioetanol singkong terdiri dari biaya proyek, dan modal kerja. Biaya proyek merupakan seluruh modal awal yang diperlukan untuk pengadaan tanah, bangunan dan peralatan juga biaya IDC (Interest during construction). IDC adalah biaya bunga yang dihasilkan selama pendirian pabrik (perhitungan disajikan pada Lampiran 16). Sedangkan modal kerja adalah modal yang dikeluarkan untuk keperluan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja dan biaya operasional untuk menjalankan usaha untuk waktu tertentu. 

Total investasi yang diperlukan sebesar Rp. 197,293,427,975,- dimana modal tersebut diperoleh dari pinjaman dan modal sendiri dengan Debt Equity Ratio (65:35).

Modal kerja terdiri dari biaya variabel yang jumlahnya tergantung pada jumlah bioetanol yang dihasilkan dan biaya tetap yang nilainya tidak dipengaruhi oleh kapasitas produksi. Modal kerja yang digunakan adalah modal kerja tertinggi yaitu pada saat pabrik telah beroperasi maksimal (100%) yaitu sebesar Rp.12,349,698,009,- yang merupakan biaya operasional bahan baku selama 30 hari dan inventory 15 hari. Rincian perhitungan modal kerja disajikan pada Lampiran 17. 

Biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku dan bahan tambahan, utilitas dan konsumsi serta transportasi produk. Rincian biaya operasional dengan kapasitas pabrik maksimal (100%) disajikan pada Tabel 63. 

Produksi dan Pendapatan Usaha

Dengan kapasitas produksi 110 KL bioetanol per hari, dan harga jual Rp.3.990,- per liter maka akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 438.900.000,- per hari atau Rp. 10,972,000,000,-. 

Arus kas dan kriteria kelayakan usaha

Kelayakan industri bioetanol berbahan baku sagu dianalisis menggunakan proyeksi arus kas dan perhitungan kriteria kelayakan yang terdiri dari NPV dan IRR. Usaha dikatakan layak jika dapat memenuhi kewajiban finansial serta dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Proyeksi arus kas secara lengkap disajikan pada Lampiran 19.

Dari perhitungan kriteria tersebut, terlihat bahwa usaha pendirian industri bioethanol ubi kayu layak dilakukan dan menguntungkan secara finansial. Dengan umur proyek 20 tahun, nilai NPV positif dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank (20.83 > 7,62%).
Tag : Pertanian
0 Komentar untuk "Analisis Ekonomi Investasi Bioenergi Dari Ubi Kayu"

Back To Top