Tingkat Kebuntingan IB



Tingkat kebuntingan

Tingkat konsepsi atau angka konsepsi merupakan salah satu ukuran terbaik dalam penilaian hasil IB, dan merupakan persentase sapi betina yang terdiagnosa bunting dibagi dengan jumlah seluruh betina yang diinseminasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh (Tabel 5), persentase betina yang mengalami kebuntingan adalah 48,6%. Selain itu total ternak yang tidak bunting dengan rasio sebesar 51,4%. Tingkat kebuntingan di bawah 50 % mengindikasikan rata-rata ternak tidak produktif.

Terdapat tiga faktor utama yang menentukan angka konsepsi, yakni kesuburan pejantan, kesuburan betina dan, keterampilan inseminator. Dengan melihat angka konsepsi tersebut bukan mengindikasikan tingkat kesuburan betina yang tinggi, perlu diketahui bahwa untuk mencapai satu kebuntingan diperlukan IB sebanyak 4 – 5 kali. Sementara yang terjadi kuantitas IB antara 1-10 kali IB. Hal tersebut masih jauh dari indikator 50 %. Menurut Sujono (2011), bahwa masih rendahnya kebuntingan mungkin disebabkan oleh manajemen reproduksi yang kurang baik. Asumsinya kembali dengan alasan kesuburan ternak, kelalaian peternak untuk melaporkan adanya berahi sehingga persentase IB tinggi untuk kebuntingan. Sujono (2011), mengatakan populasi mikroorganisme dalam saluran kelamin yang banyak. Keadaan ini menyebabkan spermatozoa atau embrio terganggu atau bahkan terbunuh oleh mikroorganisme tersebut. Kelainan organ reproduksi seperti kelainan servix yang terlalu sempit, tuba fallopi yang buntu yang semua ini dapat berakibat sperma tidak dapat bertemu dengan ovum sehingga fertilisasi tidak terjadi. Ovum bentuknya abnormal, ovum terlalu kecil, bentuknya terlalu lonjong, pipih, zona pellucida yang rapuh atau sobek atau vakuola ovum dan polar body yang terlalu besar. Keadaan ovum yang abnormal ini menyebabkan sperma tidak bisa membuai atau kalaupun terjadi pembuahan embrio yang dihasilkan cepat.

Selain itu kelalaian dari inseminator ketika melaksanakan IB. Hal tersebut mengakibabtkan penyakit endometritis. Hal tersebut sesuai pendapat Akoso (1990), endometritis adalah radang serviks dan endometritis. Faktor penyebab kasus endometritis di disebabkan oleh tertinggalnya plasenta di uterus sehingga mengakibatkan peradangan uterus. Radang serviks merupakan luka pada servik yang disebabkan oleh keahlian dari inseminator dalam melakukan palpasi rectal, IB dan alat yang digunakan untuk menolong kesulitan melahirkan. Pada umumnya endometritis terjadi pada pasca melahirkan yang sangat berpengaruh terhadap fertilitas dan poduksi susu.
Tag : Peternakan

Related Post:

0 Komentar untuk "Tingkat Kebuntingan IB"

Back To Top