Sistem Manajemen Pengelolaan Sampah Pasar
Sistem manajemen pengelolaan sampah pasar dilakukan dengan mempertimbangkan atas beberapa hal utama serta berkaitan erat dengan sistem pengelolaan sampah modern, yaitu :
1. Sumber dan Volume Sampah
Dengan volume sampah yang dihasilkan oleh pasar dari aktifitas jual beli masyarakat, tentunya jumlah sampah yang dihasilkan cukup signifikan jika dapat dikelola dengan reduksi optimal. Jenis sampah yang berupa sampah organik tentunya akan sangat menguntungkan apabila sampah tersebut dapat dimanfaatkan kembali menjadi bahan baku kompos. Pemilahan sampah organik tersebut dengan sampah lainnya tetap dilakukan untuk mendapatkan kompos yang baik. Valume sampah yang demikian besar sangat disayangkan apabila tidak dikelola dengan baik, sehingga akan menimbulkan problem sampah saja yang tidak terselesaikan.
2. Secara Ekonomis
Dengan sistem pengelolaan sampah yang baik dan benar serta tepat sasaran dapat menekan biaya operasional dan biaya retribusi, sehingga beban pemerintah daerah akan lebih ringan dalam pengeluaran biaya pengelolaan sampah.
3. Kebersihan
Sistem pengelolaan sampah akan sangat menentukan wajah dari suatu tempat dimana sampah itu akan dihasilkan, apabila sistem kinerja pengelolaan sampah baik, maka wajah tempat tersebut akan menjadi bersih dan indah. Nilai penting dari unjuk kerja sistem pengelolaan sampah tidak saja nilai estetika, tetapi juga akan memiliki manfaat terhadap :
a. Perlindungan kesehatan masyarakat
b. Perlindungan pencemaran lingkungan
c. Pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat
d. Peningkatan Nilai sosial Budaya Masyarakat
Pengelolaan manajemen sampah yang baik dan benar akan memberikan (kesimpulan) keuntungan ditinjau dari segi ekologi, ekonomi dan kesehatan, antara lain:
Dari segi ekologis
1. Proses destilasi dan fermentasi air sampah ini, serta pembuatan kompos dari sisa destilasi akan mengurangi volume sampah/limbah yang ada, sehingga hal tersebut akan memberikan dampak positif terhadap lingkungan pasar dan kebersihan
2. Mengurangi pencemaran yang di akibatkan dengan menumpuknya limbah sampah di pasar
3. Alkohol mempunyai banyak manfaat ,dan pupuk kompos dapat bermanfaat untuk kebutuhan lingkungan/tanah dan tanaman.
4. Memberikan upaya alternatif pelestarian lingkungan.
5. Menghilangkan kesan jorok, kumuh, kotor dll, karena banyaknya timbunan sampah yang tidak terurus secara baik
Dari segi ekonomi
1. Mengurangi volume sampah yang diangkut, sehingga dapat menekan biaya tranportasi, biaya tenaga kerja dan biaya peralatan
2. Dengan berkurangnya jumlah sampah yang dikirim ke TPA akan menambah panjang umur pemakaian TPA.
3. Memberikan kesempatan kepada pengepul barang bekas untuk mengambil sampah non organik yang dapat didaur ulang.
Dari segi kesehatan
1. Berkurangnya pencemaran yang diakibatkan dari sampah/limbah akan memberikan dampak positif terhadap kesehatan.
2. Berkurangnya penyebaran penyakit yang ditimbulkan oleh sampah
Sistem Pengelolaan Sampah Perlu Diubah
Pada dasarnya pola pembuangan sampah yang dilakukan dengan sistem TPA (tempat pembuangan akhir) sudah tidak relevan lagi dengan lahan kota yang semakin sempit dan pertambahan penduduk yang pesat, sebab bila hal ini terus dipertahankan akan membuat kota dikepung “lautan sampah” sebagai akibat kerakusan pola ini terhadap lahan dan volume sampah yang terus bertambah. Pembuangan yang dilakukan dengan pembuangan sampah secara terbuka dan di tempat terbuka juga berakibat meningkatnya intensitas pencemaran. Selain itu yang paling dirugikan dan selama ini tidak dirasakan oleh masyarakat adalah telah dikeluarkannya miliaran rupiah untuk membuat dan mengelola TPA.
Penanganan model pengelolaan sampah perkotaan secara menyeluruh adalah meliputi penghapusan model TPA pada jangka panjang karena dalam banyak hal pengelolaan TPA (tempat pembuangan sampah) masih sangat buruk mulai dari penanganan air sampah (leachet) sampai penanganan bau yang sangat buruk.
Cara penyelesaian yang ideal dalam penanganan sampah di perkotaan adalah dengan cara membuang sampah sekaligus memanfaatkannya sehingga selain membersihkan lingkungan, juga menghasilkan kegunaan baru. Hal ini secara ekonomi akan mengurangi biaya penanganannya.
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan aspek yang terpenting untuk diperhatikan dalam sistem pengelolaan sampah secara terpadu. Cohen dan Uphof (1977) mengemukakan bahwa partisipasi masyarakat dalam suatu proses pembangunan terbagi atas 4 tahap, yaitu : a) partisipasi pada tahap perencanaan, b) partisipasi pada tahap pelaksanaan, c) partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil-hasil pembangunan dan d) partisipasi dalam tahap pengawasan dan monitoring. Masyarakat senantiasa ikut berpartisipasi terhadap proses-proses pembangunan bila terdapat faktor-faktor yang mendukung, antara lain : kebutuhan, harapan, motivasi, ganjaran, kebutuhan sarana dan prasarana, dorongan moral, dan adanya kelembagaan baik informal maupun formal.
Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan salah satu faktor teknis untuk menanggulangi persoalan sampah perkotaan atau lingkungan pemukiman dari tahun ke tahun yang semakin kompleks. Pemerintah Jepang saja membutuhkan waktu 10 tahun untuk membiasakan masyarakatnya memilah sampah. Reduce (mengurangi), Reuse (penggunan kembali) dan Recycling (daur ulang) adalah model relatif aplikatif dan dapat bernilai ekonomis. Sistem ini diterapkan pada skala kawasan sehingga memperkecil kuantitas dan kompleksitas sampah. Model ini akan dapat memangkas rantai transportasi yang panjang dan beban APBD yang berat. Selain itu masyarakat secara bersama diikutsertakan dalam pengelolaan yang akan memancing proses serta hasil yang jauh lebih optimal daripada cara yang diterapkan saat ini.
Pengelolaan Sampah Terpadu Menuju Pembangunan Berkelanjutan
Volume sampah di kota-kota besar, misalnya di Jakarta yang mencapai 24000 hingga 27000 m³/hari menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di Jakarta sudah pada tahap menghawatirkan bila tidak dikelola secara baik, dimana potensi konflik dapat meledak sewaktu-waktu. Oleh karena itu perlu dilakukan penataan ulang secara menyeluruh tentang konsepsi pengelolaan sampah di perkotaan. Persoalan yang mendesak dan sulit untuk diatasi pada masyarakat di kota besar adalah rantai distribusi yang terlalu panjang dan pola TPA (tempat pembuangan akhir) yang sentralistis, dimana jika satu unit mengatasi masalah, maka seluruh sistem akan terganggu. Puluhan miliar dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi hanya untuk menangani sampah.
Konsep rencana pengelolaan sampah perlu dengan metode yang penulis rekomendasikan ini dapat diandalkan dan efisien dengan teknologi yang ramah lingkungan. Sistem tersebut harus dapat melayani seluruh penduduk, meningkatkan standar kesehatan masyarakat dan memberikan peluang bagi masyarakat dan pihak swasta untuk berpartisipasi aktif. Pendekatan yang digunakan dalam konsep rencana pengelolaan sampah ini adalah “meningkatkan sistem pengelolaan sampah yang dapat memenuhi tuntutan dalam paradigma baru pengelolaan sampah”. Untuk itu perlu dilakukan usaha untuk mengubah cara pandang “sampah dari bencana menjadi berkah”. Hal ini penting karena pada hakikatnya pada timbunan sampah itu kadang-kadang masih mengandung komponen-komponen yang sangat bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi tinggi namun karena tercampur secara acak maka nilai ekonominya hilang dan bahkan sebaliknya malah menimbulkan bencana yang dapat membahayakan lingkungan hidup.
Tag :
Kesehatan
0 Komentar untuk "Sistem Manajemen Pengelolaan Sampah Pasar"