PENANGANAN PASCA PANEN PRODUK SAYURAN
1. Pendahuluan
Tanaman mempunyai waktu panen yang tidak sama, tergantung jenis tanaman dan kebutuhannya. Demikian juga dengan criteria panennya, beberapa tanaman ada yang dipanen bagian bunga, buah, batang, pucuk/tunas batang, umbi/akar dan bagian lainnya. Produksi pertanian sangat mudah mengalami kerusakan apalagi jika penanganan pra-panen dan pasca panennya tidak tepat. Mutu buah setelah panen tidak dapat diperbaiki tetapi dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama.
Produksi pertanian sebelum jatuh ke tangan konsumen sering kali mengalami masa tunggu, agar produk tersebut tidak cepat rusak. Perlu diketahui cara-cara yang tepat sebagai penanganan pasca panen agar kualitas dapat dipertahankan. Perlakuan pasca panen yang diberikan pada setiap produk pertanian berbeda-beda. Salah satu perlakuan pasca panen yang biasa diberikan pada hasil pertanian adalah pembungkusan dengan plastic atau pengemasan (wrapping). Pengemasan merupakan salah satu bidang kegiatan yang aktivitasnya menangani sayuran pasca panen untuk kemudian disiapkan menjadi satu produk sesuai dengan criteria yang diharapkan pelanggan. Tahapan-tahapan yang dilakukan dipengemasan meliputi penerimaan, pembersihan, penyimpanan dan pengepakan. Pengemasan menggunakan bahan yang disebut dengan film plastic bertujuan: tampilan akan tampak bersih dan mewah, mengurangi penguapan yang berlebihan (mengurangi kehilangan air/mencegah dehidrasi) untuk memperpanjang shelf life, melindungi sayur dari kontaminasi. Dengan demikian akan dapat memperpanjang umur simpan komoditas sayuran, karena turunnya kandungan air akan menyebabkan kelayuan sayuran yang merupakan penyebab hilangnya kesegaran dan turunnya nilai ekonomis.
Selain dengan metode pengemasan, umur simpan sayuran dapat diperpanjang dengan metode penyimpanan yang benar. Penyimpanan dilakukan pada ruang pendingin dengan temperature yang optimal sesuai dengan daya simpan (Shelf Life) sayuran tersebut. Untuk sayuran jenis dedaunan (kol, sawi putih, seledri, lettuce, selada dan lain-lain) biasanya disimpan pada ruang pendingin bertemperatur 4-7°C. sedangkan sayur-sayuran yang berjenis buah-buahan (tomat, paprika, daikon dan lain-lain) ditempatkan pada pendingin bertemperatur 7-10°C.
PERTANYAAN:
a. Mengapa kehilangan air sangat mempengaruhi umur simpan sayur-sayuran?
b. Mengapa temperature penyimpanan pada sayuran jenis daun lebih rendah daripada
sayuran berjenis buah-buahan?
c. Apakah umur simpan sayuran hanya dipengaruhi oleh metode pengemasan dan
penyimpanan? Jelaskan!
2. Tujuan
Praktikum adalah bertujuan :
1. Mahasiswa dapat mengetahui criteria panen tanaman
2. Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami pengemasan dan penyimpanan beberapa jenis sayuran.
3. Mahasiswa dapat membandingkan umur simpan sayuran dengan teknik pengemasan dan penyimpanan yang berbeda.
3. Metode
3.1 Pelaksana Praktikum
Peserta praktikum adalah mahasiswa Agroekoteknologi dan Agribisnis
3.2 Metode Pelaksanaan
3.2.1 Perlakuan
1. Tanpa dikemas plastik, disimpan dalam suhu kamar
2. Dikemas plastik, disimpan dalam suhu kamar
3. Tanpa dikemas plastik, disimpan dalam lemari pendingin (kulkas)
4. Dikemas plastik, disimpan dalam lemari pendingin (kulkas)
Komoditi : Tomat, Bunga Kol, Wortel, Kacang kapri dan Selada keriting.
3.2.2 Pelaksanaan
1. Sayuran dikemas dengan sterofoam, kemudian dibungkus dengan plastis
wrapping sesuai dengan perlakuan.
2. Sayuran disimpan disuhu dingin sesuai dengan perlakukan selama 14 hari.
3.3 Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap hari, variable pengamantan adalah:
1. Warna sayuran
2. kondisi sayuran 3. Aroma
Tag :
Pertanian
0 Komentar untuk "PENANGANAN PASCA PANEN PRODUK SAYURAN "