Biosintesis Protein Susu

Biosintesis Protein Susu-Sebagian besar protein makanan manusia disusun dari asam amino esensial dan nonesensial. Asam amino esensial harus dipasok dalam makanan, sedangkan asam amino nonesensial dibentuk di dalam tubuh dari asam amino esensial atau karbohidrat. Protein susu mengandung lebih banyak asam amino esensial dari makanan alami lainnya. Dengan demikian, kandungan protein susu terutama menyebabkan ungkapan "susu adalah makanan alami yang hampir mendekati sempurna".

1. Prekursor

Protein primer susu adalah a-kasein, b-kasein, k-kasein, g-kasein, a-laktal-bumin, dan b-laktoglobulin. Protein-protein mencakup lebih dari 90 % protein total susu dan hanya ditemukan di dalam susu serta tidak terdapat di tempat lain dalam alam. Seluruh protein disintesis dalam sel sekretori ambing dari sumber bersama asam amino bebas. Sel ambing berlaktasi mengambil beberapa asam amino esensial dari darah. Pengambilan ini melebihi hasil asam amino di dalam usus. Kelebihan asam amino digunakan sebagai sumber energi dan membentuk asam amino nonesensial. Di dalam susu, kasein menjadi terkumpul ke dalam struktur seperti benang yang disebut misel. Fungsi utama kasein adalah memberi asam amino untuk pedet. Fungsi lainnya juga sudah diketahui. Sebagai contoh, a-kasein menstabilkan misel kasein. Jika tidak, dadih akan terbentuk di dalam susu. b-laktoglobulin menyebabkan sifat aroma matang pada susu yang dipanasi. Panas mendenaturasi b-laktoglobulin sehinggs formasi dadih terbentuk. Keadaan ini penting pada pembuatan keju secara kecil-kecilan.

Imunoglobulin dan albumin serum darah memasuki sel ambing dari darah dan tidak berubah di dalam susu. Sintesis protein ini dari asam amino dalam sel ambing tidak dibutuhkan.

2. Reaksi Biokimia

Jumlah total protein susu relatif sedikit. Protein hasil selalu disusun dari jumlah sama asam amino yang disiapkan dalam rangkaian yang sama. Lebih lanjut, tiap individu sapi selalu menghasilkan protein susu yang sama, tetapi mungkin berbeda dari sapi lainnya. Sedikit protein susu asing ditemukan hanya pada sapi, keluarga sapi, atau bangsa tertentu.

Sintesis protein susu dengan rangkaian asam amino khasnya adalah proses yang terkontrol secara ketat. Gena atau DNA mengontrol langsung sintesis protein. Penyelesaian sintesis protein terjadi sebagai berikut. Pesan genetik DNA dalam nukleus disampaikan ke mRNA yang bergerak ke ribosom. Di sana mRNA menerjemahkan pesan yang mengkhususkan rangkaian asam amino protein susu.

Sintesis protein memerlukan energi. Energi berasal dari pemecahan adenosin trifosfat (ATP) menjadi adenosin monofosfat (AMP). Pada ruminan, ATP berasal dari oksidasi karbohidrat terutama glukosa, dari asetat, dan dari lemak. Karena itu, sintesis protein susu optimal tidak terjadi jika ransum tidak memasok energi yang berimbang.

Rangkaian langkah yang diperlukan untuk menyusun protein susu. Awalnya, ada pengaktivan asam amino di sitoplasma sel ambing sekretori oleh enzim ATP (Langkah 1). Asama amino teraktivasi bersatu dengan RNA lainnya yang disebut RNA peubah atau tRNA (Langkah 2). Tiap 18 asam amino umum yang ditemukan di dalam protein susu mempunyai enzim pengaktivnya sendiri dan tRNA. Gabungan asam amino-tRNA bergerak dari sitoplasma ke ribosom yang mengandung pesan genetik dalam bentuk mRNA. Tipe ketiga RNA disebut ribosom atau rRNA yang menyatukan tRNA dengan mRNA (Langkah 3). Dengan demikian, asam amino individu terikat satu setiap waktu dan membentuk rantai panjang asam amino. Akhirnya, terbentuk protein susu di ribosom sel sekretori ambing. Rantai asam amino berasal dari saluran di dalam ribosom dan masuk ke lumen saluran retikulum endoplasmik. Rantai asam amino diperpendek saat rantai melewati membran retikulum endoplasma. Pemotongan rantai ini merupakan ciri khas protein susu. Protein bergerak melalui lumen retikulum endoplasma ke aparatus Golgi dan vakuola sekretori serta melepaskan isinya.
Tag : Peternakan

Related Post:

0 Komentar untuk "Biosintesis Protein Susu"

Back To Top