Kiat Sukses Berinovasi Cabai
Cabai merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai nilai ekonomis
cukup penting. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha tani cabai merah adalah
ketersediaan benih bermutu tinggi.
Untuk mendapatkan benih tersebut, selain diperlukan benih sumber dengan mutu genetik
tinggi, perlu diperhatikan juga cara budidaya tanaman yang optimal, pemeliharaan, panen, pasca
panen, dan penyimpanan benih yang baik.
Jenis cabai
Genus Capsicum terdiri atas 30 spesies lima di antaranya telah dibudidayakan, yaitu C. annuum,
C. frutescens, C. pubescence, C. baccatum, dan C. chinense (Greenleaf 1986 ; Pickersgill 1989). Di
antara lima spesies tersebut, yang paling banyak diusahakan di Indonesia adalah C. annuum (cabai
merah besar dan keriting), kemudian diikuti oleh C. frutescens (cabai rawit).
1. Capsicum annuum
Capsicum annuum, dikenal sebagai cabai merah, terdiri atas cabai
merah besar, cabai keriting, dan paprika (C. annuum var. grossum)
a. Cabai besar
Bunga cabai berwarna putih dan pada setiap buku terdapat satu
kuntum bunga. Permukaan buah cabai rata dan halus, dengan diameter
sedang sampai besar dan kulit daging buah tebal. Kadar kapsaisin buah
cabai besar umumnya rendah. Buah cabai besar umumnya dipanen
setelah berwarna merah, tetapi kadang – kadang juga dipanen ketika
buah masih berwarna hijau. Cabai besar berumur genjah dan dapat
tumbuh di berbagai ketinggian, baik di lahan darat, lahan sawah maupun pantai.
b. Cabai keriting
Bunga cabai keriting berwarna putih atau ungu. Buah muda berwarna
hijau atau ungu, permukaan buah bergelombang, diameternya lebih kecil
dibandingkan dengan diameter buah cabai besar, sedangkan kulit daging
buahnya lebih tipis. Umur panen cabai keriting lebih dalam dan buahnya
lebih tahan disimpan. Cabai keriting dapat tumbuh di berbagai ketinggian,
baik dilahan darat, maupun lahan sawah.
c. Cabai paprika
Buah paprika yang muda memiliki warna yang bervariasi, yaitu kuning,
hijau muda, hijau, dan ungu. Buah berbentuk kotak atau lonceng dengan diameter yang besar
permukaannya rata. Kulit daging buah tebal, dan rasanya manis (tidak
pedas). Biasanya buah dipanen saat masih muda, yaitu ketika masih
berwarna hijau atau kuning. Paprika cocok tumbuh di dataran tinggi.
2. Capsicum frutescens (cabai rawit)
Buah cabai rawit yang masih muda berwarna putih, kuning, atau
hijau. Bunganya berwarna putih kehijauan. Pada umumnya, dalam satu
ruas terdapat satu kuntum bunga, tetapi kadang – kadang lebih dari
satu. Tangkai bunga tegak saat anthesis, tetapi bunganya merunduk,
sedangkan tangkai daun pendek. Daging buah umumnya lunak, dengan kapsaisin yang kadarnya
tinggi, sehingga rasa buah pedas.
Umumnya cabai rawit dipanen ketika buah masih muda, berwarna hijau, putih, atau kuning.
Gambar 1. Cabai besar
Gambar 2. Cabai keriting (Foto : Rinda Kirana)
Gambar 3. Cabai paprika
Umur panennya lebih panjang daripada C annuum. Tanaman cabai rawit
berumur tahunan dan dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat dan
berbagai tipe tanah seperti tanah darat, tanah sawah, dan pantai.
Produksi Benih
Salah satu penentu keberhasilan dalam budidaya tanaman adalah faktor
benih. Penggunaan benih bermutu dapat mengurangi resiko kegagalan
budidaya tanaman. Secara umum komponen mutu benih dibedakan menjadi
empat komponen yaitu mutu genetik, mutu fisiologis, mutu fisik, dan mutu kesehatan.
1. Mutu Genetik
Tanaman cabai diklasifikasikan sebagai tanaman menyerbuk sendiri, tetapi morfologi bunganya
tidak mendukung untuk terjadinya penyerbukan sendiri 100%. Hal ini disebabkan tepung sarinya
ringan dan stigmanya terbuka, sehingga serangga atau angin dapat menyebabkan terjadinya
persilangan antar tanaman. Derajat persilangan pada cabai cukup tinggi, yaitu mencapai 70%.
Untuk menghindari terjadinya persilangan antar varietas di lapangan perlu perlakuan khusus
(isolasi). Selain itu juga perlu dilakukan penyeleksian.
Isolasi
Beberapa bentuk isolasi untuk pertanaman benih cabai adalah isolasi jarak, waktu tanam,
tempat, dan perantara.
a. Isolasi jarak. Lahan pertanaman cabai untuk benih penjenis harus mempunyai jarak antar
varietas + 500 m (Howthorn dan Pollard 1954). Untuk kelas benih di bawah benih penjenis, jarak
penanaman antar varietas dapat lebih pendek yaitu + 200 meter.
b. Isolasi waktu tanam. Jika dua atau lebih varietas yang berbeda ditanam dalam petak yang
berdampingan, maka waktu tanam diatur sedemikian rupa sehingga saat berbunga tidak
bersamaan, minimal dengan selisih 75 hari. Dengan demikian diharapkan tidak terjadi
persilangan bebas di lapangan.
c. Isolasi tempat. Setiap varietas ditanam tersendiri di dalam ruangan – ruangan khusus.
a. Perantara. Tanaman seperti jagung, sorgum, rumput tinggi atau tebu juga efektif untuk
mengisolasi pertanaman cabai yang ditujukan untuk produksi benih (Poulos 1993).
Seleksi
Untuk memperoleh kemurnian benih dilakukan penyeleksian terhadap tanaman sumber benih,
baik pada fase vegetatif maupun pada fase generatif. Pertanaman cabai di lapangan sebaiknya
diseleksi dan dibersihkan dari tanaman yang pertumbuhannya menyimpang. Kegiatan seleksi
minimal dilakukan 2 atau 3 kali selama pertanaman (Poulos 1993). Seleksi tanaman dilakukan
ketika tanaman masih berada di persemaian maupun ketika sudah berada di lapangan.
• Persemaian harus dibersihkan dari rerumputan dan diadakan seleksi dengan membuang
semaian yang sakit, tipe simpang dan varietas lain. Seleksi dilakukan dengan mengamati warna
hipokotil.
• Pembersihan dan seleksi untuk membuang tipe simpang harus pula dilakukan setelah
pertanaman dipindahkan ke lapangan.
1) Pada fase pertumbuhan vegetatif (30 – 40 hari setelah tanam) dilakukan pengamatan
terhadap sifat tipe percabangan, tingggi tanaman, dan bentuk daun.
2) Pada fase berbunga, (45 – 60 hari setelah tanam), dilakukan pengamatan terhadap warna
bunga, kedudukan bunga, jumlah bunga per ruas, dan umur berbunga.
3) Pada fase berbuah (70 – 90 hari setelah tanam), dilakukan pengamatan terhadap warna
buah muda dan warna buah matang, kedudukan buah, sifat pembuahan (tunggal atau
majemuk), dan bentuk buah.
Untuk mendapatkan benih dengan tingkat kemurnian dan mutu yang tinggi, maka seleksi juga
dilakukan terhadap tanaman dengan kriteria tanaman sumber benih harus benar sehat, berbuah lebat, serta bebas hama, dan penyakit. Untuk menjaga mutu benih, maka setelah panen dilakukan
juga seleksi dengan membuang buah yang bentuknya tidak normal, berukuran kecil, dan buah yang
sakit atau busuk karena serangan hama atau penyakit.
2. Mutu Fisiologis
Mutu fisiologi berkaitan dengan waktu panen benih. Panen yang dilakukan sebelum buah
mengalami masak fisiologis akan menghasilkan benih yang kurang bermutu. Dengan demikian
waktu panen buah yang tepat sangat berpengaruh untuk memperoleh mutu benih awal yang tinggi
dan umur simpan benih yang lebih panjang.
Mutu Fisik
Secara fisik, benih bermutu adalah benih yang tampak bersih dan bebas dari kotoran (kulit
buah yang menempel di kulit, biji – bijian lain, kerikil, dll), tidak tercampur dengan benih varietas
lain, tidak rusak, sehat, bernas, tidak keriput, dan berukuran normal.
Mutu Kesehatan
Mutu kesehatan benih sangat berhubungan dengan ada tidaknya serangan penyakit pada benih
dan apakah ada penyakit yang terbawa oleh benih (penyakit tular benih). Dalam memproduksi benih
ada standar mutu yang diacu pada setiap kelas benih. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian
laboratorium untuk menunjang hasil pemeriksaan di lapangan, agar mutu benih benar – benar
dapat dicapai dan dipertahankan.
Dari standar pengujian laboratorium tersebut dapat dikatakan bahwa benih bermutu tinggi
adalah benih yang mempunyai daya kecambah lebih dari 80% dan kadar air 7 – 10 %. Mutu benih
perlu dijaga untuk memaksimumkan daya tumbuh (vigor) awal dan daya tumbuh maksimum benih
tersebut selama penyimpanan sampai benih siap untuk ditanam. Selain kualitas benih, faktor
lain yang harus diperhatikan dalam usaha produksi benih adalah cara pembudidayaan tanaman
induk, seperti pemupukan, pemeliharaan, pencegahan serangan hama dan penyakit yang tepat,
serta pembersihan gulma secara intensif untuk mencegah kompetisi dan tercampurnya benih yang
diusahakan dengan benih tanaman lain.
Pembahasan tentang: bertani cabe, cabe rawit, budidaya cabe merah keriting, cabe merah, gambar cabe, budidaya cabe merah besar, cabe besar, budidaya cabe rawit, cabe merah besar, buah cabe, cara bertanam cabe, budidaya cabe rawit putih, GAMBAR POHON CABE, persilangan cabai, cara menanam cabe rawit, cabai rawit, persilangan tanaman cabai, cara tanam cabe, morfologi cabai, gambar buah cabe, cabai besar, cabai merah besar, bibit cabe unggul, lombok merah, cara bertanam cabe rawit, sukses bertani, budidaya cabe paprika, buah cabai, cabe merah keriting, bertani sukses, cara bertanam paprika, cara menanam cabe di pot, cabe rawit merah, bertanam cabe rawit sawah
Tag :
Pertanian
0 Komentar untuk "Usaha cabe yang menjanjikan"